Fanfiction Online

Rabu, 17 Agustus 2011

I'm Back

hahahahaha.... LoL.
gw lagi gaje nih.....plus ga ada kerjaan malem2 17 agustusan... kkkk-!

btw,, DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-66!!! SEMOGA SELURUH PERMASALAHAN DI NEGERI INI BISA TERSELESAIKAN DG BAIK N KALO PERLU HUKUM MATI KORUPTOR NEGERI INI!!!

okeeh...sekian dulu post-nya....-,-! yg mau komplen silahkan komen yaaahh.... *emang siapa yg nunjungin blog lu?* hahahaa... sekali lagi ! MERDEKA!!!

Jumat, 10 Juni 2011

Forget Me Now

Title : Forget Me Now
Author : Amy Lee
Categories : Fanfiction, Super Junior, SHINee, SNSD
Genre : Love, Romance, Friendship
Cast :
-Tiffany SNSD -Choi Siwon -Lee Jin Ki -Choi Sooyoung -Kim Taeyeon
-Another Cast
PS :Author Amy Lee balik lagi dg cerita2 melow dramanya! :D *evil laugh* ga tau kenapa jd excited bgt bikin cerita ini. Oke…. Cekidot readers!
©©©
*Tiffany POV*
Mungkin ini adalah cerita-serita biasa yang selalu menghampiri anak-anak remaja seusiaku. Tentang perasaan cinta yang datang untuk pertama kalinya dalam hidup. Tentang mereka yang baru mengerti apa itu cinta. Tentang mereka yang baru belajar mencintai. Dan tentang kepedihan dibalik semuanya.
Kurasa ini adalah kisah cinta biasa yang hampir selalu terjadi.
Awalnya kau dicintai, kalian sama-sama mencintai, lalu masalah mulai datang, kau mulai menangis menyesal, dan pada akhirnya kau ditinggalkan.
Lalu setelah itu, sebuah cinta lain datang padamu. Dan kau mulai membuka hatimu untuk cinta tersebut. Mulai melupakan cinta pertamamu berharap cinta selanjutnya ini akan lebih baik. Memulai mencintai orang itu dari awal.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagi mereka mungkin mudah saja jatuh cinta pada setiap namja yang baru mereka temui atau namja yang menyatakan cinta padanya, lalu mereka dengan mudahnya menerima cinta tersebut. Tetapi bagaimana jika namja yang mencintaimu itu adalah teman, bahkan sahabatmu sendiri? Apa kau akan mudah saja menerimanya? Bagaimana dengan ikatan pertemanan yang telah sejak lama kalian bangun? Atau akan dibiarkan begitu saja saat kalian sama-sama mencintai, lalu kalian biarkan rapuh dan akhirnya runtuh saat ikatan cinta itu putus?
Aku hanya berharap, aku bisa mengulang segalanya lagi dari awal. Saat aku belum mengenal cinta. Saat aku bisa bebas berteman dengan siapa saja, baik yeoja maupun namja, tanpa adanya perasaan canggung. Saat aku bisa mengejek sepuasnya teman-temanku tanpa adanya perasaan malu bersikap seperti anak-anak. Saat aku bisa memakinya lalu tertawa tanpa perasaan bersalah. Dan saat aku masih bisa dekat dengannya.

Apa semua itu bisa kembali terjadi? Atau cukup sampai di sini?
©©©
*Siwon POV*
Aku bukanlah anak kecil lagi saat ini. Aku juga bukan remaja awal lagi saat ini.

Awal kedewasaan, dimana aku harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Awal kedewasaan yang mengharuskanku bisa memecahkan masalahku sendiri. Awal kedewasaan yang mengharuskanku untuk tetap tegar dan tetap berada di dalam ‘jalur’ kehidupanku. Tidak terpengaruh oleh masa lalu dan harus tetap menatap masa depanku yang akan datang.

Masalah awalnya adalah kabut masa laluku yang kembali menyelimuti permukaan atmosfer kehidupanku. Membawa kelembapan yang menyesakkan dada. Menutupi matahari masa depanku. Membuatku merasa bersalah atas kejadian di masa lalu.
Apakah semua ini bisa kembali terjadi? Apakah cinta itu bisa terulang kembali? Cinta yang setelah sekian lama kau lupakan karena kau sudah menemukan cinta lainnya. Aku tidak tahu.

Mengapa setiap orang selalu mudah jatuh dan masuk ke dalam perangkap cinta itu? Kenapa setiap orang menjadi lemah saat mereka harus berhadapan dengan yang dinamakan cinta?
©©©
*Jinki POV*
Setidaknya aku hanya berharap ia bisa melihatku.

Berbaliklah padaku.

Aku tahu ia tidak bisa ‘melihatku’. Tetapi aku yakin ia tahu apa yang kurasakan.
Kenapa ia begitu tenang menghadapi segalanya? Apa semuanya begitu mudah baginya?

Tidak. Kuyakin tidak. Aku tahu ia sulit sekali melupakan namja itu. Tetapi mengapa ia sama sekali tidak melihat ke belakang. Melihat padaku yang selalu memperhatikannya? Apa aku tidak bisamasuk ke dunianya? Apa aku tidak bisa tersenyum bersamanya?
Kenapa cinta bisa meruntuhkan ikatan persahabatan dengan begitu mudahnya? Mengapa aku tidak bisa lagi bersenda gurau seperti dulu dengannya? Apa karena ia sudah ‘tahu’? Bukankah itu baik? Ia tahu bahwa aku mencintainya. Kenapa ia tidak bisa berteman denganku lagi???
©©©
“Yak-! Jin Ki-a!”
Sooyoung memukul meja belajarku dengan keras
“Waeyo?”tanyaku
Sooyoung berdecak kesal, lalu menggeleng pelan
“Apa kau memikirkan Tiffany?”

Kenapa ia bisa tahu?

“Oh, ayolah! Kau tahu, tugas ini harus kita kumpulkan besok pada Profesor Kim! Jangan memikirkan Fany terus! Setelah tugas ini selesai, kau bisa memikirkannya sepuasnya!”
Aku mendengus pelan,”Baiklah,”
©©©
*Tiffany POV*
“Tiffany Hwang!”keluh Taeyeon
Aku mulai memperhatikan ‘petuah’ yang akan diucapkan oleh sahabatku ini lagi.
“Kau tahu, Jin Ki itu mencintaimu! Sudahlah! Jangan berpura-pura tidak tahu. Jangan berpura-pura menutup mata dan telingamu padahal kau mendengarnya dengan jelas! Kau jangan terbawa gengsi! Tidak ada gengsi dalam urusan cinta, Tiff!”
Aku mendengus kencang,”Taeyeon-a,kau tahu kan aku tidak akan pernah serius dalam menjalani sebuah hubungan selama aku masih mengingatnya!”
“Ya,Tuhan!!!”keluh Taeyeon,”Sampai kapan kau akan mengingat namja itu dalam hidupmu? Toh kau lihat, ia sudah melupakanmu! Mana pernah ia sekarang meneleponmu? Mengirimimu pesan saja tidak pernah lagi! Itu masa lalu, Fany!”
“Lalu,aku harus apa?! Mendatangi Jin Ki dan berkata ‘Jinki-a,saranghae’. Taeyeon, jangan berpura-pura tidak tahu siapa aku. Aku bukan kau. Kita berbeda. Aku…”
“Aku tahu kau tidak mudah untuk jatuh cinta,”potong Taeyeon. Ia kemudian mengambil posisi duduk di hadapanku.
Ia menatapku serius, lalu menunjuk ke arah jantungku.
“Hatimu tidak akan berbohong siapa yang harus kaucintai saat ini,”ucapnya penuh makna, lalu kembali berdiri
“Aku mau pulang dulu,”pamitnya,”Susah sekali berbicara dengan orang yang sok jaga imej sepertimu. Sampai jumpa besok!”
BLAMMMM

Taeyeon menutup pintu apartemenku dengan kencang.

Hhhhmmmffftttt!! Apa yang harus kulakukan?

Aigo-!!! Tidak mungkin! No way!

“Fany-a, kau tahu, Jin Ki selalu mendengar ceritaku dengan serius jika aku bercerita tentangmu! Ia juga sering bertanya tentangmu. Hahahaha…kupikir ia memang jatuh cinta padamu!”ujar Sooyoung sambil bergurau siang itu

“Ya ampun,tiffany! Apa yang kau lakukan?”omel Taeyeon,”Kau sama sekali tidak berbicara satu katapun pada Jin Ki saat kalian sekelompok tadi?! Oh,God! Kau itu memang bodoh atau hanya berpura-pura,sih?! Harusnya kau bisa bercerita banyak padanya!”

“Fany,Fany,Tiffany! Ayolah! Lupakan Siwon! Lupakan namja pabo itu! Lupakan yang bernama Choi Siwon jelek itu! Hidupmu bisa-bisa rusak jika terus-terusan mengingat namja itu!”

“Jjagiya, saranghae! Tetaplah di sini sampai aku kembali. Jika kau tidak bisa menunggu sampai aku kembali, tetaplah tunggu aku. Setelah aku kembali, aku akan menuruti apa yang kauinginkan. Apapun. Jika kau ingin aku pergi lagi, aku akan menurutinya…”

Please baby baby baby
You're always on my mind
But i'm afraid to let you see
Every single little thing you do to me

Aku tersentak kaget saat mendengar dering ponselku.
Nomor siapa ini????
“Yeoboseyo?”
“Yeoboseyo…Mm Fany-a,”

Aku menahan nafasku saat mendengar suara siapa yang ada di telepon ini.
“Fany-a, apa kau sibuk siang ini?”tanyanya
Sibuk??Tidak. Aku tidak sibuk.
“Fany-a,”ucapnya
“Ah, Jin Ki-a,”balasku,”Mmm…kurasa tidak.Waeyo?”
“Mmm…”gumamnya. Kenapa dia? Sudah berani meneleponku tapi tidak berani bicara.
“Ada apa?”
“Bisa temui aku di taman?”
“Nde?!”pekikku tanpa sadar,”Eh, anu… taman mana?”
“Dekat sungai Han. Aku sudah di sini. Kau bisa ke sini tidak?”
“Hmm…”gumamku

“Sampai kapan kau akan mengingat namja itu dalam hidupmu? Toh kau lihat, ia sudah melupakanmu! Mana pernah ia sekarang meneleponmu? Mengirimimu pesan saja tidak pernah lagi! Itu masa lalu, Fany!”

Oke. Kim Taeyeon, kau menang saat inI!
“Baiklah. MAaf jika aku membuatmu menunggu. Aku akan ke sana,”
“Gwenchanayo. Aku akan menunggu sampai kau datang,”
Aku tersenyum ,”Bye,”

Omo-! Apa yang kupikirkan?! Tidak! Tidak!

Aku akan menunggumu sampai kau datang

Aku kembali tersenyum. Aah! Jin Ki-a!!!!

©©©
*Taeyeon POV*
“What?!”pekikku
“Waeyo?!”tanya Sooyoung panic mendengar pekikanku
Aku menunjuk layar laptopku yang menampilkan profil twitter Siwon.

“Finally, back to Korea! T, wait me! I will meet you when I arrive in Korea,”baca Sooyoung
“T?”ucapnya, sepertinya untuk dirinya sendiri,”T. Huruf awal nama Tiffany Hwang”

Untuk beberapa saat, kami saling bertatapan serius.

“andwe!”pekikku bersamaan dengan Sooyoung
“kajja!”ajak Sooyoung sambil menarik tanganku keluar dari apartemenku

Sepuluh menit kemudian, kami sampai di depan apartemen Tiffany. Berkali-kali Sooyoung memencet tombol bel. Tidak ada jawaban.
“Aigo-! Ke mana anak ini?!”keluhku sambil menggaruk pelan kepalaku
“Omo-! Jin Ki!”pekik Sooyoung
“Waeyo?”tanyaku
“Jin Ki bilang tadi ia akan mengajak Tiffany ke Han river! Mereka pasti di sana sekarang!”
Aku membelalakkan mataku,”Aish! Kenapa kau tidak bilang?!”
“Ayo!”

Ini tidak boleh terjadi! Tidak. Tidak selama Tiffany hampir melupakan seorang Choi Siwon! Tiffany harus ‘benar-benar’ melupakan namja itu. Ia tidak boleh lagi mengingat masa lalu itu. She must forget him! Forever!

“Mianhae!”ucapku terburu-buru pada orang yang baru saja tertabrak olehku
©©©
*Siwon POV*
“Mau ke mana?”tanya eomma saat melihatku keluar rumah
“Ke rumah teman,umma! Tidak akan lama. Aku pasti pulang sebelum makan malam,”
Umma tersenyum,”Hati-hati. Kau baru sampai di Seoul,”
“Ne,”

Aku memacu mobilku perlahan menuju sebuah kawasan apartemen. Aku masih sangat hafal letak apartemen ini. Selama tiga tahun aku selalu mengingat-ingatnya. Tanpa sedikitpun melupakan detail dari daerahnya.
Kini, semua pertanyaanku sudah terjawab. Apakah semua ini bisa kembali terjadi? Apakah cinta itu bisa terulang kembali? Ya. Jawabannya Ya. Semuanya bisa terulang kembali dan kembali terjadi.
Aku yakin, Tiffany bukanlah orang yang mudah untuk jatuh cinta. Dan aku yakin ia masih mengingatku! Tidak melupakanku sama sekali. Sunny juga bilang begitu! Hahaha… bagaimanapun saat ini aku harus berterima kasih pada Sunny yang selalu memberikan kabar tentang Tiffany.

”…kupikir namja yang bernama Lee Jin Ki itu menyukai Tiffany…”

Aah, namja itu!

Bagaimana kalau namja itu berhasil mendapatkan Tiffany? Bagaimana jika seandainya Fany menerima namja itu? Dan bagaimana kalau… Ah, ani! Tidak. Ia tidak seperti itu.

“…sejauh yang kutahu, Tiffany tidak memberikan respon serius pada namja itu. Kau tahu kan, Fany itu orangnya seperti apa?”
“Tidak mudah jatuh cinta?”
“Yep. Kurasa Fany masih mengingatmu dan berharap kau kembali. Jadi, cepatlah kembali pabo! Sebelum Jin Ki merebut Fany!”

Aku tersenyum kecil setelah mengingat kembali percakapan terakhirku dengan Sunny, salah satu teman dekat Tiffany yang selalu bersedia kucerca dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai Tiffany.

Sebaiknya aku masuk saja. Sedikit sureprise untuknya!
“Aah,”ucapku sedikit meringis saat seseorang menginjak kakiku, lalu menubrukku
Yeoja itu??
“Mianhae!”ucap yeoja berambut kecoklatan itu tanpa menatapku. Ia terus mengikuti langkah temannya yang menarik lengannya.
“Taeyeon?”

Aku mengerjap berkali-kali untuk memastikan yang kulihat itu benar-benar Taeyeon, sahabat Tiffany.
Ya. Itu memang Taeyeon.
Tapi….kenapa ia terburu-buru seperti itu?

Atau….jangan jangan…

Aku langsung berlari menyusul Taeyeon. Ia terlihat masuk ke dalam sebuah sedan hitam. Sebaiknya kuikuti!

Lima menit kemudian, sedan hitam itu berhenti di tempat parkir.
“Han river?”ulangku setelah melihat keadaan sekelilingku
Pandanganku kembali teralih pada Taeyeon yang keluar bersama temannya yang tadi. Mereka sepertinya tampak terburu-buru. Ada apa ini?! Apa ini ada hubungannya dengan Tiffany?Jika tidak, mengapa perasaanku menjadi tidak enak?
Mataku menangkap bayangan ponselku.

“Taeyeon-a!”seruku di telepon setelah Taeyeon mengangkat teleponku. Dari dalam sini, aku masih bisa melihat Taeyeon yang sedang mencari-cari seseorang di luar sana sambil menempelkan ponselnya di telinga.
“Mm…”gumam Taeyeon
“Nuguya?”suara teman Taeyeon itu terdengar jelas di telepon. Kenapa nadanya berubah panic?
“Oppa, kau di mana?”tanya Taeyeon. Ia masih terlihat mencari-cari seseorang. Dan teman yeojanya itu juga ikut-ikutan seperti orang tersesat yang sedang mencari arah.
“Aku?”ulangku,”aah, aku di rumah. Kau di mana?”
Tidak. Jika aku mengatakan yang sebenarnya, aku tidak akan mendapatkan jawaban!
“Anu…di mall,”jawabnya
Bohong! Jelas-jelas ia di kawasan han river!
“Hmm…apa Tiffany di apartemennya saat ini?”

“Itu Fany!”seru temannya
Taeyeon menoleh ke arah yang ditunjuk temannya itu. Setelah itu, hanya terdengar suara nada sambung terputus.
Kulihat Taeyeon dan temannya itu berlari menuju salah satu sudut taman.
Apa yang mereka lihat?

Tiffany!

Aku berlari menyusul Taeyeon. Mereka masih terlihat berlari menemui seseorang.
Aku mempercepat lariku dan ikut berhenti ketika Taeyeon berhenti.

*Tiffany POV*
“Apa kau mau jadi yeojachinguku,Tiffany?”
Aku terdiam. Dan perlahan senyuman yang dari tadi terkembang di wajahku memudar.

Apa yang harus kulakukan?! Apa yang harus kujawab?!
Tidak. Tidak.

“Stephanie!”
Aku melihat Taeyeon dan Sooyoung berlari ke arahku. Kemudian ia berhenti dan mengatur nafasnya.
“Waeyo?”tanyaku
Taeyeong menggeleng. Aku beralih menatap Sooyoung. Ia tersenyum sambil mengatur nafasnya.
Kenapa mereka terlihat habis olahraga??Ini kan masih jam 2 siang? Kenapa berlarian seperti itu?
Anio…

“Apa yang terjadi?!”tanyaku sambil berdiri
Dari sudut mataku kulihat Jin Ki ikut berdiri.
“Apa yang terjadi?”ulang Jinki
Taeyeon menggeleng,”Tidak. Tidak apa-apa. Maaf aku mengganggu kalian,”
Sooyoung mengangguk membenarkan,”Tidak apa-apa. Kami hanya memastikan kau baik-baik saja,”
“Aku…baik-baik…saja?”ulangku
Sooyoung tersenyum meyakinkan,”Tadi kami ke apartemenmu, lalu kami tidak menemukanmu. Kupikir kau diculik atau apanya. Tapi…tapi….”
“Setelah berkeliling, kami menemukanmu di sini,”lanjut Taeyeon

Tidak mungkin. Pasti ada apa-apanya!
“Kami pulang dulu!”ucap Sooyoung
Ia kemudian menarik tangan Taeyeon menjauh. Aku masih menatap punggung mereka dengan pandangan bertanya-tanya.
“Tiffany-a,”
Aku menggeleng,”Chakkaman,”
“Fany-a, apa kau…”
“Andwe! Kalian bohong!”pekikku

“Sampai kapan kau akan mengingat namja itu dalam hidupmu? Toh kau lihat, ia sudah melupakanmu! Mana pernah ia sekarang meneleponmu? Mengirimimu pesan saja tidak pernah lagi! Itu masa lalu, Fany!”
“Fany,Fany,Tiffany! Ayolah! Lupakan Siwon! Lupakan namja pabo itu! Lupakan yang bernama Choi Siwon jelek itu! Hidupmu bisa-bisa rusak jika terus-terusan mengingat namja itu!”
“Ya,Tuhan!!!”keluh Taeyeon,”Sampai kapan kau akan mengingat namja itu dalam hidupmu? Toh kau lihat, ia sudah melupakanmu! Mana pernah ia sekarang meneleponmu? Mengirimimu pesan saja tidak pernah lagi! Itu masa lalu, Fany!”
“Lalu,aku harus apa?! Mendatangi Jin Ki dan berkata ‘Jinki-a,saranghae’. Taeyeon, jangan berpura-pura tidak tahu siapa aku. Aku bukan kau. Kita berbeda. Aku…”
“Aku tahu kau tidak mudah untuk jatuh cinta,”potong Taeyeon. Ia kemudian mengambil posisi duduk di hadapanku.
Ia menatapku serius, lalu menunjuk ke arah jantungku.
“Hatimu tidak akan berbohong siapa yang harus kaucintai saat ini,”ucapnya penuh makna, lalu kembali berdiri
“Aku mau pulang dulu,”pamitnya,”Susah sekali berbicara dengan orang yang sok jaga imej sepertimu. Sampai jumpa besok!”
BLAMMM
Taeyeon menutup pintu apartemenku dengan kencang.

Taeyeon tidak akan terlihat seperti tadi jika tidak ada masalah awalnya! Dan masalah yang bisa membuatnya seperti itu adalah…

“Oppa,”ucapku
“Stephanie!”
©©©
*Jinki POV*
Setelah Taeyeon dan Sooyoung berbalik lalu meninggalkan kami, aku kembali menatap Tiffany.
Ia masih terlihat berfikir. Apa yang dipikirkannya?

“Tiffany-a,”ucapku
Ia menggeleng. Matanya masih menatap punggung Taeyeon dan Sooyoung yang makin menjauh,”Chakkaman,”
“Fany-a, apa kau…”lanjutku
“Andwe! Kalian bohong!”ucapnya dengan nada dingin

“Apa?!”ulangku, namun terlambat. Ia sudah berlari menyusul Taeyeon dan Sooyoung.
Aku mengerenyitkan kening. Apa maksudnya ini??

Kulihat Sooyoung dan Taeyeon berhenti dan berdiri terpaku di tempatnya. Tiffany berhasil menyusul mereka dan ia menyeruak diantara teman-temannya itu.
Sepersekian detik kemudian, sikap tubuh Tiffany berubah. Sama seperti yang terjadi pada Taeyeon dan Sooyoung.

Aku mendekat ke arah mereka
“oppa,”desis Tiffany
“Stephanie!”seru seseorang
Aku menoleh ke sumber suara.

Seorang namja yang memakai kemeja putih bergaris-garis dan celana panjang hitam tersenyum pada Tiffany. Senyum itu…

“Oh God!”desis Taeyeon

Senyum itu bukanlah senyuman biasa! Itu biasanya senyuman yang ditujukan pada…
Apa namja itu yang bernama Choi Siwon??

Aku menoleh pada Tiffany. Ia menatap namja itu dengan pandangan kosong. Sama sekali tidak berkata apapun selain ‘oppa’ tadi.
“Annyeong,oppa!”sapa Sooyoung sambil melambai
Kulihat Tiffany mengerjap berkali-kali lalu menunduk menghindari tatapan namja itu.
“hai! Senang bertemu dengan kalian!”sapa namja itu lalu mendekat

“Lakukan apa yang seharusnya kau lakukan saat ini!”desis Taeyeon padaku sebelum namja itu berdiri tepat di hadapan Tiffany
“Apa?”tanyaku tidak mengerti
“Oppa,”ucap Taeyeon sebelum namja itu sempat menyentuh Tiffany. Sepertinya mereka memang sudah lama tidak bertemu
“Ya?”ujar Siwon tersenyum pada Taeyeon. Ia menatapku sekilas.
“Hmm…”gumam Taeyeon,”Dia teman baru kami. Onew, ini Siwon oppa, dan oppa, ini Lee Jin Ki,”
Aku tersenyum pada namja itu dan mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan. Namun, kulihat namja itu menegang.

Kulirik Tiffany sekilas. Ia mengangkat wajahnya lagi. Dan… kenapa ia menangis?

“Oppa, mianhae,”ucapnya,”Dulu, sebelum kau pergi kau pernah memintaku untuk menunggumu. Dan setelah kau kembali, kau akan menuruti apa yang kuinginkan,”
Siwon beralih menatap was-was Tiffany,”Ya,” Ia mengangguk pelan. Aku bisa menangkap raut kekecewaan dari wajahnya. Sepertinya ia bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Sesuatu yang buruk, mungkin?
“Aku ingin kau menuruti keinginanku sekali ini saja,”lanjut Tiffany
Siwon merengkuh wajah Tiffany dan memaksa Tiffany menatapnya,”Apapun itu,”

Tidak! Aku tidak boleh marah! Tidak.
Aish-! Kenapa aku jadi ingin memukul namja itu?!

“Lupakan aku,”ucap Tiffany
©©©
*Taeyeon POV*
“Oppa, mianhae,”ucap Tiffany,”Dulu, sebelum kau pergi kau pernah memintaku untuk menunggumu. Dan setelah kau kembali, kau akan menuruti apa yang kuinginkan,”
Ya. Aku ingat itu. Tiffany pernah bercerita padaku tentang hal ini. Sesaat sebelum ia ‘menutup dirinya’ untuk laki-laki.
Siwon oppa beralih menatap was-was Tiffany,”Ya,”
“Aku ingin kau menuruti keinginanku sekali ini saja,”lanjut Tiffany
Siwon oppa merengkuh wajah Tiffany dan memaksa Tiffany menatapnya,”Apapun itu,”
Aku bisa melihat Tiffany mencoba menghindar dari tatapan mata Siwon. Yaah, aku tahu perasaan anak itu sekarang. Karena selama masa ‘panceklik’nya ia sering bercerita padaku sambil menangis. Apa yang akan dikatakannya?
Bagaimana dengan Jin Ki? Apa ia sudah mengatakan perasaannya?
Kuharap, Tiffany bisa memilih yang terbaik untuknya saat ini. Yaah.

“Lupakan aku,”ucap Tiffany singkat

Bahkan terlalu singkat untuk membuatku percaya apa yang baru saja dikatakannya. ‘Lupakan aku’. Dua kata yang sebenarnya begitu mudah diucapkan siapapun, tetapi tidak untuk Tiffany yang akan mengatakannya pada Siwon. Tetapi itu terjadi. Yaa…
Siwon melepaskan tangannya dari wajah Tiffany. Kini, ia menggenggam tangan Tiffany.
“Aku akan menurutinya,”ucapnya,”Yaa. Mianhae aku membuatmu menunggu sampai saat ini. Jebal, mianhae! Aku akan melupakan masa lalu itu. Tetapi tidak melupakanmu sepenuhnya,”

Aku melirik Jin Ki yang berdiri membeku di sampingku. Ia menatap kejadian itu tanpa berkedip. Seakan takut sekali saja berkedip akan melewatkan setengah dari kejadian ini.

Tiffany memeluk Siwon.
Yaah, aku tahu hal ini pasti sulit untuk seorang Stephanie Hwang.

Fany melepaskan pelukannya dan menatapku –atau Jin Ki?

Siwon oppa beralih menatap Jin Ki. Ia tersenyum pada Jin Ki.
“Kuharap kau menjaganya dengan baik. Jangan pernah lakukan apa yang pernah kulakukan,”nasihat Siwon oppa
Jin Ki mengangguk sekali,lalu menatap Tiffany.
“Apa itu jawaban atas pertanyaanku tadi?”
Tiffany mengangguk

Siwon oppa menarik tangan Jin Ki dan Tiffany bersamaan. Ia menyatukan tangan mereka dalam genggamannya.
“Aku akan bahagia melihatmu bahagia, Fany-a,”
Tiffany mengangguk,”Mianhae,”
Siwon tersenyum kecil, lalu mengelus pelan rambut Tiffany.

Haaah! Kuyakin Jin Ki sudah mendidih saat ini! :D

“Aku…sebaiknya aku kembali. Hope you’ll happy, Stephanie!”

Siwon berbalik dan meninggalkan sepasang anak manusia ini *ya iyalah anak manusia (author ganggu)*.
“Mianhae,”desis Tiffany lagi
Setelah bayangan Siwon menghilang diantara pengunjung lainnya, Jinki memeluk Tiffany.

“Yaah!”ucapku,”Sebaiknya kita pulang juga,Sooyoung-a!Kajja! Perutku lapar lagi setelah melihat kejadian ini. Kajja!”
“Ya. Serasa berpuasa setahun setelah ini,”imbuh Sooyoung
“Bye!”ucapku bersamaan dengan Sooyoung
©©©
Bagus ga readers?? Yang mau komen silahkan, yg tidak juga nggak. Author ga maksa untuk komen di FF kali ini.Hehehe…. sampai jumpa di lain FF!!! Thanks for reading!^^ oiiyaaa….visit my blog yaaa www.saranghaemee.blogspot.com !^^

Rabu, 08 Juni 2011

My Beloved Doctor -1-

Title : My Beloved Doctor 1
Author : Amy Lee
Categories : Suepr Junior, All Ages, Chapters
Genre : Romance, Friendship, Family
Chapters : 8 + After Story
Cast :
-Kim Hye Seok -Cho Kyuhyun -Kim Jong Woon -Choi Sooyoung -Lee Jin Ki
-Super Junior
NB : Inspirasi authornya dari film New Heart tapi bukan plagiat lho! N author juga nggak begitu ngerti ama dunia medis jadi kalau ada yg salah nama-nama peralatan de el el nya minta maap,yaa?? Hehehe…

*Hye Seok POV*
‘Welcome to Incheon International Airport, South Korea’

Butuh waktu sekitar 18 jam dari New York ke Korea. Kurang dari sehari aku bisa mencapai Negara ini dengan kemajuan teknologi saat ini. Tetapi, untuk bisa kembali ke Negara ini, aku harus menunggu selama 16 tahun.
Aku Kim Hye Seok. Dokter spesialis penyakit dalam yang ditugaskan untuk bekerja selama setengah tahun di Seoul International Hospital. Aku lulusan terbaik spesialis pernafasan dan toraks tahun lalu di Harvard College. Walaupun sedang dalam tugas, aku harus menemukan identitas awalku di kota ini. Mom bilang aku adalah anak dari salah seorang pemilik perusahaan di Seoul ini. Saat aku berumur 5 tahun, Mom dan Dad membawaku ke Amerika karena perusahaan orangtua kandungku bangkrut.
Aku besar di Amerika dan masih fasih berbahasa Korea. Mom bilang, perusahaan orangtua kandungku sudah kembali pulih. Dan oppaku adalah seorang artis saat ini. Hah, apa ia masih mengenaliku? Aku tidak terlalu kenal dengan artis-artis Korea, kecuali Kang Ta.

Bandaranya sangat ramai hari ini. Yaah, tentu saja ramai setiap hari. Ini adalah bandara terbesar di Korea dan menjadi bandara dengan pelayanan terbaik di dunia. Ratusan penerbangan dilakukan di sini setiap harinya dari Negara ini maupun dari Negara lain.
Musim semi di Seoul. Tugas pertamaku adalah mencari tempat tinggal.
“Ahjussi, apa kau tahu letak apartemen ini?”tanyaku sambil menyodorkan selembar kertas yang diberikan oleh rumah sakit awalku bekerja di New York
“Saya tahu. Mari saya antar, agasshi,”
Lima belas menit kemudian, taxi yang kutumpangi sampai di apartemen yang dimaksud. Gedungnya kira-kira berlantai 25. Di kertas itu dituliskan aku akan menempati salah satu apartemen di lantai 13. Angka favoritku.
“Terima kasih,”ucapku setelah membayar ongkos taxinya

Hari ini aku akan bekerja di rumah sakit ini. Setelah kemarin melapor, sajangnim menugaskanku di bagian bedah toraks. Aku menempati sebuah ruangan yang cukup luas bersama dua orang lainnya.
“Selamat pagi, dokter Kim!”sapa petugas di resepsionis
“Pagi,”sapaku

“Dokter Kim! Selamat datang!”ucap seorang dokter wanita di ruanganku
“Pagi,”sapaku sambil tersenyum,”Kim Hye Seok imnida,”
“Choi Soo Young imnida! Bangapseumnida!”
Aku mengangguk sambil tersenyum lalu meletakkan tas dan sebuah kardus kecil di atas meja kerjaku. Lalu, aku mulai menata meja kerjaku.
Setelah selesai, kulihat dokter Choi sedang bercakap-cakap dengan seorang dokter pria.
“Oh, dokter Kim, ini rekan seruangan kita di bagian toraks,”ucap dokter Choi sambil menunjuk namja itu. Ia tersenyum padaku
“Lee Jin Ki imnida,”ucapnya,”Bangapseumnida, dokter Kim! Kuharap kita bisa bekerja sama,”
Aku mengangguk dan tersenyum
“Kudengar kau adalah lulusan terbaik Harvard College?”
Aku mengangguk
“Wooaa! Kau pasti hebat sekali!”pujinya
“Terima kasih, dokter Lee,”

Pintu ruangan terbuka
“Dokter Choi, ada pasien pneumothorax di UGD,”ucap petugas UGD itu
“Aku akan ke sana,”ucap dokter Choi,”Aku tinggal dulu!”

Setelah dokter Choi keluar, dokter Lee duduk di meja kerjanya. Dan aku juga kembali duduk. Aku kembali membuka tas yang kubawa. Mengeluarkan amplop coklat yang diberikan Mom padaku.
“Kim Restaurant dan Kim Foods Corporation,”bacaku. Aku mendesah. Di mana aku bisa menemukannya? Banyak sekali restaurant yang diberi judul Kim restaurant.

“Dokter Kim, kau dibutuhkan di UGD saat ini,”seorang petugas dari UGD kembali memasuki ruangan
“Baik,”

Tugas pertama. Siap dijalankan!

Aku meletakkan amplop coklat itu ke dalam laci dan berlari keluar. Dokter Lee ternyata juga mengikutiku.
“Apa kau berkewarganegaraan korea?”tanyanya
Aku mengangguk,”Mungkin akan segera kuganti setelah tugasku di sini selesai,”

Ruangan UGD dipenuhi oleh para perawat, petugas UGD, dan beberapa dokter. Aku menemui Dokter Choi yang terlihat sangat sibuk dengan pasiennya.
“Ada apa dengannya?”tanyaku memperhatikan wajah namja yang sedang ditangani oleh dokter Choi. Sepertinya namja ini mendapat luka parah di bagian dalam. Ia tidak sadarkan diri. Wajahnya dipenuhi luka dan pakaiannya juga dipenuhi darah.
“Tolong selamatkan dia,dokter!”ucap seseorang. Aku menoleh pada namja yang sedang ditangani oleh dokter lain di sebelahku. Sepertinya mereka korban kecelakaan.
“Dokter Kim! Bantu aku memasang selangnya! Ia harus segera dioperasi hari ini!”ucap dokter Choi
“Oh,”ucapku terkesiap lalu ikut menangani namja ini.

“Pneumothoraxnya sangat parah. Benturan yang ia terima pasti sangat keras,”ujar dokter Lee
“Yaah, untung masih bisa diselamatkan,”imbuhku
“Dia artis yang sedang melejit saat ini. Pengobatannya paling cepat tiga bulan. Pasti butuh pengorbanan,”
“Aku tidak kenal dia ataupun temannya yang lain,”ucapku
Dokter Lee terkekeh,”Yaa, aku tahu kau baru tiba di Korea,”

“Siap untuk operasi?”tanya dokter Choi
“Siapa?”tanya dokter Lee
“Dokter Kim,”jawabnya
Aku mengangguk,”Kapanpun aku siap,”

Setelah operasi selesai, aku dan dokter Choi pergi ke café rumah sakit ini. Hari pertama yang melelahkan bagiku. Mengesankan karena aku sudah ditugaskan untuk mengoperasi pasien di hari pertama tugasku.
“O,ya apa kau fansnya Kyuhyun?”
“Kyuhyun? Siapa dia?”tanyaku
“Pasien yang kita operasi tadi,”
“Oh,”ucapku,”Aku baru mengenalnya tadi. Apa temannya yang juga dirawat itu artis?”
“Ya. Mereka Super Junior. Pasti para fans mereka sangat terpukul dengan kejadian ini,”
Aku tersenyum kecil,”O,ya apa aku boleh bertanya padamu?”
Dokter Choi menatapku sambil tersenyum,”Apa? Tanyakan saja. Aku tidak akan marah kok,”
“Mmm… apa kau tahu restaurant yang bernama Kim Restaurant? Aku tidak tahu pasti daerahnya di mana. Pemilik restorannya juga memiliki perusahaan makanan, Kim Foods Corporation,”jelasku
“Kim Restaurant?”tanya dokter Choi lagi
Aku mengangguk
“Entahlah. Banyak restoran yang bernama sama di Seoul ini. Nanti akan kutanyakan pada kakakku kalau ia tahu. Memangnya ada perlu apa?”
“Mm…”gumamku,”Hanya… sedikit urusan,”
Dokter Choi mengangguk pelan,”Kalau aku sudah dapat informasinya, akan kuberitahu kau,”

Keesokan harinya, aku ditugaskan untuk memeriksa pasien bernama Cho Kyuhyun itu oleh Dokter Choi sedangkan ia sedang di ruang operasi. Okay Hye Seok. Dia pasien pertamamu! Fighting!
Aku memasuki ruang perawatan VVIP itu bersama suster Oh Ji Young dan Ahn Gun Wook,dokter magang di sini.
“Selamat pagi,”sapaku sambil tersenyum pada dua orang namja yang menunggui Kyuhyun-ssi
“Apa ia sudah sadar?”tanyaku pada mereka
Namja pertama dengan wajah yang cukup cantik itu menggeleng
Aku memeriksa mesin kardiometer dan beberapa alat-alat lainnya. Sepertinya masih tidak sadarkan diri.
“Apa ia baik-baik saja,dok?”tanya namja lainnya. Mataku beradu pandang dengan namja itu.

Sepertinya aku pernah lihat namja ini sebelumnya. Kapan? Kenapa aku tidak bisa ingat? Sepertinya ia pernah kulihat sebelumnya.

“Yaah. Kita lihat perkembangannya. Saya rasa ia akan kembali sembuh,”jelasku
“Apa keluarganya masih di sini?”tanya Gun Wook
“Tadi sudah pulang,”jawab namja yang berwajah cantik itu. Hahahah… dia itu namja atau yeoja sih?
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, kami keluar dari ruang perawatan itu.
“Oh,ya, hmm…” Aku tidak tahu harus memanggilnya siapa.
“Heechul imnida,”ucap namja yang cantik itu,”Dan ini teman saya, Yesung,”
“Heechul-ssi, panggil dokter jika Kyuhyun-ssi sudah sadar,”
“Baik,dokter,”

Seminggu kemudian, dokter Choi menemuiku dengan wajah yang berseri-seri.
“Ada apa?”
“Tunggu sebentar, aku mau bertanya dulu,”ucapnya
“Apa?”
“Apa kau kenal dengan anak pemilik restoran yang kau cari itu?”
Aku terdiam, lalu memutuskan menggeleng,”Kau sudah menemukannya?”
Dokter Choi mengangguk,”Ini alamatnya,”
“Oh, terimakasih! Jeongmal kamsahabnida!”ucapku tidak bisa lagi menyembunyikan perasaan senangku,”Kamsahabnida, dokter Choi!”
“Ada urusan apa sebenarnya kau dengan ahjussi dan ahjumma pemilik restoran itu?”
Aku kembali terdiam. Tidak. Aku tidak akan menceritakannya pada dokter Choi.

“Sedikit urusan dari Mom-ku,”
“Oh,”ucapnya,”Mungkin kau bisa bertemu dengan anak pertamanya,”
“Siapa?”
“Kim Jong Woon atau Yesung,”
“Nde?! Yesung?!”
Dokter Choi menatapku heran,”Kenapa kau kaget sekali?”
“Yesung… Yesung yang temannya Kyuhyun-ssi itu?”
Dokter Choi mengangguk

“Omona-!”pekikku tertahan
Yaah, pantas saja aku merasa pernah mengenalnya! Kim Jong Woon! Dia kakakku! Tapi, apa ia masih mengenaliku? Apa yang bisa kulakukan sekarang?

“Oh gosh!”ucap dokter Choi setelah menerima telepon,”Kyuhyun sudah sadar. Ayo kita ke sana! Panggil Oh Ji Young, suster yang bersamamu kemarin,”
“Baik,”

Apa oppa masih di ruangan itu? Atau sudah pulang? Apa ia tahu aku adalah Hye Seok adiknya? Apa ia masih ingat?

“Dokter Kim?”
Oppa!!!! Apa kau benar-benar lupa?? Kenapa tidak ingat??

“Kim Hye Seok!”ucap Dokter Choi
“Ah, jaesonghabnida!”ucapku sambil membungkuk lalu memeriksa keadaan selang yang sengaja dipasang untuk penanganan pneumothorax dan mencatat perkembangannya. Berkali-kali aku menggeleng pelan untuk mengenyahkan pikiran-pikiran tentang Jong Woon oppa agar kerjaku konsentrasi. Tetap tidak berhasil.
Aku melirik Jong Woon oppa yang berdiri di dekat jendela bersama seorang yeoja yang sepertinya adalah kakak Kyuhyun-ssi. Ia sedang bercerita sesuatu pada yeoja itu.
“Sepertinya besok bisa dipindah ke ruangan perawatan biasa,”ucapku
Dokter Choi mengangguk,”Bagaimana perasaanmu,Kyuhyun-ssi?”
“Baik….baik…saja. Sedikit sakit…”ucap Kyuhyun-ssi terbata lalu memegangi selang yang tetap menempel di bagian samping rusuknya
Dokter Choi tersenyum,”Sebentar lagi selangnya akan dilepas,”ucapnya,”Ji Young-ssi, panggil Gun Wook untuk melepas beberapa peralatan,”
“Biar aku saja,”ucapku lalu meletakkan papan yang berisi data-data itu ke tangan Ji Young

Aish-! Hye Seok! Kau sedang dalam tugas! Jangan terlalu dipikirkan! Keselamatan pasien lebih penting daripada kegiatan yang lain. Ayolah!

“Gun Wook, kau dipanggil dokter Choi ke ruang perawatan Kyuhyun-ssi,”
“Baik. Apa kau tidak ikut lagi, dokter Kim?”
Aku menggeleng,”Aku kurang enak badan, aku akan istirahat saja,”
“Istirahatlah yang cukup!”

*Yesung POV*
“Dokter Choi!”seruku memanggil dokter yang menangani Kyuhyun. Aku penasaran dengan dokter Kim itu. Ia mirip sekali dengan Hye Seok.
“Ya?”
“Apa aku bisa bertemu dengan dokter Kim?”
“Oh,”ucapnya seperti tahu sesuatu,”Ia mungkin di ruangannya. Kemarin ia sempat memintaku untuk mencari alamat restoran milik orangtua anda. Dan sepertinya ia punya urusan dengan anda, Yesung-ssi,”
“Bisa kau panggilkan?”
Dokter Choi berhenti di depan sebuah ruangan, lalu ia mengintip di jendelanya.
“Masuk saja. Ia ada di dalam,”perintahnya
“Apa…”
“Tidak apa-apa,”potongnya

Baiklah. Kalau kau memang Kim Hye Seok adikku yang ke Amerika enam belas tahun yang lalu, maka aku akan sangat bersyukur sebagai kakak yang beruntung!

Saat aku masuk, kulihat dokter Kim sedang menelungkupkan wajahnya diatas kedua tangannya yang terlipat. Apa ia tidur?
Lalu, pandanganku beralih pada kertas-kertas yang berserakan di meja kerjanya.

Name : KIM Hye Seok
Birth : 19 October 1988
Nationality : South Korea
Age : 5 y.o
Dan bla-bla-bla

“Kim Hye Seok?”
Ia masih tidak mengangkat wajahnya.
“Hye Seok-a? Apa itu kau?”
Ia mengakat wajhanya dan menatapku terkejut. Lalu dengan gerakan cepat ia langsung berdiri.
“Oh, Ye… Yesung-ssi,”
Aku mengambil kertas yang berisi data-datanya itu.
“Apa data ini milikmu? Apa kau yang ada di foto ini?”
Ia tampak terkesiap. Lalu memejamkan matanya dan mengangguk.
“Ya. That’s me,”
“Hye seok-a!”ucapku lalu memeluknya
Hye Seok terlihat kaget melihatku memeluknya.
“Oppa,”desisnya,”Bogoshippo,”
“Na do bogoshippo, Hye Seok-a,”ucapku sambil mengusap kepalanya
Aku melepaskan pelukanku dan menatapnya. Ia masih sama. Setidaknya mirip. Matanya masih seperti terakhir kali aku melihatnya.
Ia menangis.
“Uljima,”ucapku lalu menghapus airmatanya

Yaa. Ia adalah Hye Seok adikku. Hye Seok yang selama 16 tahun ini kurindukan. Selama itu aku terus mencarinya. Tapi sekarang, ia ada di hadapanku. Yaa. Ia tidak akan kubiarkan pergi lagi.
“Sarangaheyo, Hye Seok-a!”
“Na do,oppa,”
“Jangan pergi lagi,”ucapku lalu memeluknya sekali lagi
Ia menggeleng,”Tidak. Aku tidak akan pergi,oppa,”
“Tetaplah di sini. Eomma dan appa pasti merindukanmu,”
Ia mengangguk dalam pelukanku.

*Author POV*
Sooyoung yang masih tetap memperhatikan Hye Seok dan Yesung dari luar ruangan terlihat terkejut.
“Mwo?!”pekiknya

“Sooyoung-a, Hye Seok mana? Sajangnim memanggilnya,”ucap Lee Jin Ki yang menghampiri Sooyoung
“Heh, kau lihat apa?”tanyanya lalu mengikuti arah pandang Sooyoung,”Omo-! Apa yang mereka lakukan!”
“Yak-! Mau apa kau?! Biarkan mereka seperti itu!”perintah Sooyoung lalu menarik paksa tubuh Jinki menjauh dari ruang kerja mereka
“ish-! Siapa yang sedang berpelukan dengan Hye Seok itu?! Kenapa kau biarkan?!”protes Jinki
“Yaak-! Biarkan kataku! Itu Yesung. Kenapa kau jadi seperti ini sih?! Sok perhatian kau!”
“Sajangnim menyuruhku memanggil Hye Seok untuk tugas mengoperasi pasien kebocoran aorta,”
“Iish! Kenapa kau tidak bilang dari tadi,paboya!”omel Sooyoung
“Kau mau ke mana?”
“Menemui sajangnim,”

“Aish! Dasar wanita! Kenapa keras kepala sekali?!”omel Jinki pada dirinya sendiri lalu mengikuti Sooyoung

Readers, author mau minta map kalo feelnya ga dapet di FF ini.. hehehehe… tapi tetep komen yaaa??? Tunggu lanjutannya! Penasaran nggak????

Minggu, 15 Mei 2011

You're The Owner of My Heart -3b-

Title : You’re The Owner of My Heart -3b-
Author : Amy Lee
Categories : Love, Friends, Chapters, Fanfiction, SHINee, Lee Yong Dae
Genre : Love / Romance, Dreams
Cast :
-Min Ha Na -Choi Min Ho -Lee Yong Dae -Lee Hyo Jung
-Wang Shixian -Sung Ji Hyun -Moon Geun Young a.k.a Min Geun Young
NB : Ini chapters terakhir yg saiiya buat apa adanya *plakk.TRus kalo dijadiin satu chapters aja rasanya kepanjangan jadi author bikin 3a n 3b aja. Mohon maaf jika ada kekurangan! Hehehe… cekidot readers!


*Ha Na POV*
Saina melayangkan bola ke arah kanan lapanganku dan memaksaku untuk melakukan backhand.
Aku berhasil!
Bola jatuh tipis di belakang jaring. Saina tampak mengerang. Begitu juga aku.

Aku merasa keadaan stadion ini sangat gelap. Hanya teriakan-teriakan histeris yang menyebut namaku juga rasa sakit yang tak tertahan dari pergelangan kaki kiriku.
Jangan sekarang! Kumohon! Jangan sekarang! Aku ingin jadi juara! Jebal!

“Ha Na, apa kau baik-baik saja?”tanya Hyo Jung onni khawatir sambil memegangi lenganku
Lalu, kurasakan sepatu kiriku dilepaskan. Begitu juga kaus kakiku.
Cairan dingin dan tangan hangat menyentuh kakiku. Lalu tangan itu mengurut pelan kakiku. Nyaris sempurna dengan apa yang kuharapkan!

Aku kembali bisa melihat cahaya lampu yang sangat terang. Juga official tim yang mengelilingku.
Aku tersenyum memamerkan gigiku. Lucu saja melihat wajah mereka semua khawatir.
“Weo?!”tanya pelatihku sambil mendorong pelan bahuku,”kau nyaris membuatku mati dengan aktingmu barusan!
“Apa kau sudah merasa baikan?”tanya Jung ahjussi, kepala tim fisioterapi
Aku mengangguk,”tadi hanya sakit sedikit kok,”
“Jangan bohong!”tukas pelatihku,”Kalau kau tidak bisa melanjutkan pertandingan, bisa mengundurkan diri sebelum kau harus vakum selama berbulan-bulan untuk pemulihan,”
Aku menggeleng cepat,”Gwenchana,”jawabku lalu kembali mengambil raketku

“Berhati-hatilah!”perintah Jung ahjussi sebelum meninggalkan lapangan
Aku mengangguk,”Arachi!”

“Now or never!”teriakku dalam hati sembari melayangkan dropshot silang ke lapangan kiri Saina
Ia tampak kaget saat tahu arah bola tidak ke kanan, melainkan ke kiri lapangannya. Ia sontak berlagi mengejar bola sambil melakukan backhand.
Bola berhasil kembali, namun kurang sempurna saat menyentuh jaring.
Aku berlari satu langkah dan memukul bola keras.

Saina mengerang dan menjatuhkan diri untuk mengembalikan bola.

“23-21,”ucap chair umpire

Aku langsung berbalik dan melihat pelatih dan asisten pelatihku belari menghampiriku.

“Min Ha Na! Min Ha Na! Min Ha Na!”teriak koor seluruh penonton di stadion ini

“Chukkae,dongsaeng-a! Chukkaheyo! Saranghabnida!”teriakk Hyo Jung onni sambil memelukku
Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa saat ini. Apa yang kuinginkan saat ini, sudah menjadi kenyataan. Aku berhasil menang melawan Saina yang merupakan seniorku itu. Ia tampak sangat kecewa saat ini. Aku sempat meliriknya yang meneteskan air mata.
Mungkin rasa sakit yang kembali menghampiriku ini tidak sebanding dengan kemenangan yang barusaja kuraih. Perasaanku yang bercampur aduk takkan mungkin bisa mengalahkan rasa sakit ini (?).
Aku berjalan menuju net tempat Saina sudah menunggu. Ia mengulurkan tangannya sebelum aku benar-benar sampai di dekat jaring.

Sebelum aku sempat menyambut uluran tangan Saina, tubuhku tiba-tiba saja goyah dan aku jatuh dengan posisi menghimpit kaki kiriku.
“Andwae!!”teriakku sambil memegangi kakiku

“Ha Na! Ha Na! Kau bisa dengar aku?”teriak pelatihku panik
“Pasti kakimu bermasalah lagi!”ucap asisten pelatih
“Jangan menggerakkan kakimu terlaluu banyak!”instruksi Jung ahjussi

Lalu, beberapa orang membopongku dan membawaku dengan tandu ke luar lapangan.
Aku sempat tersenyum pada Saina sebelum benar-benar meninggalkan lapangan.

“Yaak-! Apa yang kau lakukan,pabo?!”teriak Yongdae oppa
“Mwoya?!”balasku sambil terus berjalan menuju jendela kamar rumah sakit
Kau tahu? Aku sukses mendapatkan operasi pada kaki kiriku kemarin sore setelah pertandingan yang sangat bersejarah bagiku. Saat ini, aku juga sudah merasa agak baikan daripada kemarin. Jadi, daripada bossan tidur terus, lebih baik jalan-jalan sedikit mengitari ruangan kamar inapku.
“Heh, kau baru selesai operasi tetapi sudah mau jalan! Bisa-bisa kakimu itu diamputasi!”
“Kau pikir aku anak kecil?”tanyaku makin ketus pada oppa yang mulai menganggapku seperti anak kecil,”Kakiku tidak akan diamputasi karena aku mencoba berjalan,”
Aku membuka jendela dan merasakan angin musim panas menyesap masuk ke ruangan. Kamar rawatku terletak di lantai tujuh rumah sakit ini. Dari sini, aku bisa melihat Big Ben (?) yang menjulang tinggi ke langit. Juga beberapa tepat yang sebenarnya sangat ingin kukunjungi setelah olimpiade ini.

“O,ya kenapa kau tidak ke stadion,oppa?”
“Pertandinganku kan baru besok,”
“Oh,”
Aku mengangguk pelan

“Ha Na-ya!”sapa Ji Hyun yang baru masuk ke kamar ‘baru’ku ini. Ia membawa sekantong plastic putih penuh. Apa isinya,ya???
“Lho, kenapa kau sudah jalan? Bukankah baru kemarin operasinya? Ini baru… dua puluh jam setelah operasi tetapi kau sudah berjalan. Kau ingin mati,ya?”tanya Ji Hyun ‘langsung’
“Sepertinya ia memang sudah bosan hidup,”imbuh Yongdae oppa
“Yaa, terserah kalian deh!”balasku, lalu kembali berjalan menuju ranjang rumah sakit yang terasa keras. Sebenarnya sih, ranjangnya biasa-biasa saja. Bahkan malah lebih baik dari ranjang di kelas-kelas karena aku berada di ruangan VIP rumah sakit ini. Namun, yang namanya rumah sakit, bagaimana mau seenak kamar hotel tempatku menginap kemarin?

“Oppa, kau disuruh ke stadion oleh Jae Sung appa,”ucap Ji Hyun
“Appa? Tidak salah tuh?”tanyaku sambil tersenyum kecil
“Aku lebih senang memangilnya appa daripada oppa,”jawab Ji Hyun enteng
“Baiklah. Hana, dul, set, net…”
“Jangan meremehkan namaku!”perintahku
Yongdae oppa tersenyum kecil,”Aku pergi dulu,ya! Jangan beranjak dari tempat tidur itu! Bye!”

Aku mencibir setelah pintu ditutup.
“Heh, kau tahu tidak?”tanya Ji Hyun
Nah, sepertinya ini berita hangat! Kalau Ji Hyun sudah bertanya seperti ini, berarti ini adalah berita terbaru dari Korea! Hehehehe… siapa bilang atlit tidak butuh informasi entertainment? Semoga saja bukan berita ‘murahan’ itu!
“Apa?”
“Kemarin aku melihat Jonghyun di stadion,”
“Jonghyun? Jonghyun siapa? Saudaramu? Pacarmu?”
Ji Hyun menepuk keningnya,”Ya, ampun! Kim Jong Hyun! Kau kenal dia kan? Kim Jong Hyun! Bling-bling jjong! Biasku di SHINee!”

“Fighting,jjagiya!”

“Maksudmu…. SHINee… di…”
“Ya! Binggo! Itu benar!”potong Ji Hyun,”Jonghyun SHINee. Tidak menutup kemungkinan member-member lainnya di sini juga. Kau ingin bertemu dengan Min Ho kan? Ya,kan?”
Aku mendorong pelan telunjuk Ji hyun yang mengarah ke hidungku
“Tidak. Siapa bilang?”elakku
Ji Hyun tersenyum menyelidik padaku,”Ayolah, Ha Na! Jangan berbohong lagi padaku! Kau bisa bohong pada Hyo Jung onni kalau kau tidak punya pacar, tetapi padaku, jangan harap!”
“Swear!”ucapku sambil mengangkat dua jari tangan kananku
“Kenapa kau waktu itu marah besar saat melihat majalah yang kuberikan? Minimal kalau kau memang bukan pacarnya Min Ho, kau adalah fans terbesarnya. Tetapi, melihat kontak nomor di ponselmu juga pesan-pesannya, siapa lagi Min Ho yang setiap hari mengirimu pesan singkat dengan ucapan maaf itu?”
Aku langsung menatap Ji Hyun,”Kau…Kau… Kau membaca pesanku?!”
Ji Hyun mengangguk tanpa rasa bersalah,”Salah siapa ponselmu kau titip padaku!”
Ia kemudian mengeluarkan ponselku dari saku bajunya.
“Hyaaaa…. Siapa yang mengizinkanmu melakukannya?! Kau ingin kucincang,hah?!”
Ji Hyun mencibir ke arahku,”Kau tidak bole bergerak terlalu banyak karena kakimu belum pulih. Jadi, ceritakan saja yang sebenarnya padaku, Min Ha Na-ssi! Aku bukan wartawan kok! Minimal besok pagi berita kau berpacaran dengan Min Ho akan tersebar ke seluruh tim olimpiade Korea,”
Sebenarnya, aku ingin sekali meninju wajah anak ini! Tidak peduli kedua orangtuanya ikut saat ini karena menjadi manager tim bulutangkis. Kalau saja kakiku tidak dioperasi kemarin.

Seorang petugas dari rumah sakit ini masuk dengan seikat bunga di tangannya.
“Excuse me, miss. This is a gift from your friend,”ucapnya sambil menyerahkan bunga itu padaku
“Nde? Nugu?”tanyaku, lalu cepat-cepat menyadari orang itu tidak mengerti bahasa Korea,”Who is him or her? Can I see him?”
Ji Hyun tampak terkikik mendengar bahasa Inggrisku yang kacau balau
“Hmm…I don’t know. After he gave it to me and asked for help, he went away,”
“Ah, ne,”ucapku sembari mengangguk pelan. Apa maksudnya,ya?

Petugas itu keluar dari kamar rawatku dan setelahnya, Ji Hyun langsung tertawa keras.
“Ternyata bahasa Inggrismu tak terlalu bagus! Hahahaha….”
“terserah padamu Sung Ji Hyun!”balasku berteriak lalu mencari-cari alamat si pengirim
“사랑해요”
“Sarangheyo?”ulang Ji Hyun sambil mengambil buklet bunga itu dariku
“Siapa yang mengirim? Fansku?”
“Fans? Kau punya fans,ya?”cemooh Ji Hyun
Aku tersenyum kecil,”Kau kan tidak punya fans! Jadi, wajar saja kau terperangah melihat pesannya,”balasku
“Pabo!”ucap Ji Hyun,”Kau sama sekali tidak tahu siapa pengirimnya?”
Aku menggeleng. Sepertinya ia sudah mulai serius lagi.
“Choi Min Ho! Tidak diragukan lagi!”
“heh, dari mana kau yakin?”
“Aku kan punya insting yang lebih baik darimu,”
“Oh,ya? Lalu, kenapa kau kalah dari Saina kemarin?”
Ji Hyun tersenyum kecut,”Aku tahu. Aku tahu. Kau adalah juaranya! Min Ha Na, super model korea yang mendulang medali di Olimpiade!”
“Dari mana kau yakin pengirim bunga ini adalah Min Ho? Jelaskan dengan jelas tanpa memakai instingmu itu!”

*Min Ho POV*
“Kau yakin Ha Na sudah di hotelnya? Ia kan baru dioperasi dua hari yang lalu,”ucap Jonghyun hyung
Aku mengangguk pasti,”Yakin. Kemarin kulihat ia sudah masuk ke dalam hotel ini,”
“jadi, kau memata-matainya,ya?”
Aku mengangguk dan tersenyum

“Sepertinya ada di restorannya,”ucap Onew hyung
“Ayo! Kajja!”
Aku atau kami memasuki restoran yang terletak di lantai dasar hotel ini. Tidak terlalu ramai memang. Kurasa restoran ini akan penuh pada pukul 7 nanti. Skerang masih pukul 6.
“Mereka di sana!”ucap Jonghyun hyung sambil menunjuk ke satu arah
“Itu Ha Na!”
Aku mengikuti arah telunjuk Onew hyung. Ha Na sedang berbincang-bincang dengan teman? Mungkin pelatihnya. Ia kemudian menyuap makanannya.

“Annyeonghaseyo!”sapa Jonghyun hyung
Beberapa wajah yang tidak kuketahui namanya ini menatap kami bertiga kaget. Apalagi yeoja yang disamping Ha Na.
“Oh, kalian jadi datang,”ucap ahjussi yang kemarin kutemui
Kami tersenyum
Kulirik Ha Na yang masih cuek. Apa ia tidak mengenaliku? Kalau begitu, akan buka saja kacamata ini!

“Jangan dibuka!”desis Onew hyung saat tanganku sampai di gagang kacamata hitam ini
“Jonghyun-ssi, boleh aku minta tanda tanganmu?”tanya seorang yeoja
Jonghyun tersenyum lalu mencoret selembar kertas dengan tanda tangannya. Lalu, yeoja itu menyodorkan kertas itu pada Onew hyung. Dan terakhir aku.
“Woaa, Min Ho! Aku senang kau juga iktu datang”ucapnya lalu kembali duduk

Kulirik Ha Na yang terlihat makin cuek saja. Ia sudah menyelesaikan makan malamnya.
“Onni, aku kembali ke kamar dulu,ya? Aku mau tidur,”ucapnya sambil berdiri
“eh, kau tidak mau berbincang dengan mereka dulu?”tanya pelatih Ha Na itu
Ha Na menoleh pada kami, lalu menggeleng
“Aku sudah pernah bertemu dengan mereka sebelumnya,”desis Ha Na

“habislah kau,Min Ho!”desis Onew hyung

*Ha Na POV*
Huaaa… apa-apaan ini?! Kenapa Jonghyun oppa, Jinki oppa, dan ‘anak itu’ datang sih? Merusak makan malamku saja! Huaaahhh… mau apa lagi sih dia?!
“Onni, aku kembali ke kamar dulu,ya? Aku mau tidur,”kataku sambil berdiri
“eh, kau tidak mau berbincang dengan mereka dulu?”tanya Hyo Jung onni sambil menunjuk ke arah tiga orang tamu yang tampak sedang berbincang dengan manager tim
“Aku sudah pernah bertemu dengan mereka sebelumnya,”ucapku dan langsung membuat Min Ho –yang memakai kaca mata itu- menoleh padaku. Uugh! Sok misterius! Buka saja kacamatamu itu! Atau jangan-jangan…

“Ha Na! Jeongmal mianhae! Jeongmal saranghabnida!”teriaknya saat aku baru berjalan dua langkah
Hyaaaa!!! Berani-beraninya kau membuatku malu di depan pelatihku, Choi Min Ho!!
AKu mengepalkan tanganku dan berbalik perlahan. Min Ho sudah berdiri di depan meja makan
“Maaf, anda bicara dengan saya?”tanyaku. Kalau bukan di hadapan Hyo Jung onni dan kepala tim, sudah kucincang kau!
Min Ho tampak kaget mendengar responku,”Ya,”jawabnya agak gelagapan sambil mengangguk
Aku tersenyum,”Sepertinya anda salah orang. Luna will angry to me if she know that you have been said it to me,”
Aku kembali berbalik dan meremas jari-jariku sendiri.

“Jangan pura-pura kau tidka mengenalku, Min Ha Na!”ucapnya
Aku kembali berbalik,”Well, ya! Aku mengenalmu, Choi Min Ho-ssi! Tapi, kau bukan kekasihku. So, aku bikan siapa-siapamu lagi,”
Seluruh teman satu timku terperangah mendengar jawabanku. Kecuali Ji Hyun yang sudah berdiri.
“Ha Na hanya marah padamu. Ia sebenarnya mencintaimu,Min Ho! Kau tahu lah, sifat Ha Na itu bagaimana. Kemarin saja ia bilang kalau pukulan terakhirnya saat melawan Wang Xin itu untukmu,”
Min Ho tersenyum penuh kemenangan padaku
Lalu, ia berlutut di hadapanku.
Hyaaa!!! Kau ingin menjatuhkan imejku sebagai atlit terbaik?!

“Please! Maafkan aku!”ucapnya
Kulihat beberapa, eh semua orang yang melewatiku menatapku bergantian dengan Min Ho. Ada yang menggeleng saja, kemudian tersenyum.
“Kau ingin membuatku mati malu? Hah?!”desisku
“Aku akan berdiri lagi kalau kau menerima permintaan maafku,”balasnya. Kali ini ia meraih tanganku

Oh my god! Bagaimana ini?! Habislah aku!

*Author POV*
Lima hari kemudian….
“Min Ho, apa benar berita-berita itu?”
“Apa benar kau berpacaran dengan Min Ha Na?”
“Kenapa selama ini kau menyembunyikan hal itu?”

Min Ho hanya tersenyum mendengar pertanyaan-pertanyaan wartawan itu. Ia terus berjalan sampai di depan pintu gedung MBC. Lalu ia berbalik dan masih mengumbar senyuman.
“Berita-berita itu sepenuhnya benar. Saya sudah berpacaran dengan Min Ha Na sejak enam bulan yang lalu…”

Sementara itu, di rumahnya, Ha Na yang sedang menonton TV bersama kakaknya langsung menekan tombol power di remote control TV yang dipegangnya.
“Huh, weo?!”tanya Geun Young tidak terima siaran TV favoritnya dimatikan oleh Ha Na
“Huuaaaa!!!!!”teriak Ha Na,”Kenapa beritanya jadi serumit ini?!”
Geun Young hanya terkikik,”Makanya, kalau berpacaran itu dengan orang biasa saja! Tidak rumit jadinya!”
Ha Na mencibir pada onninya dan berjalan menuju kamarnya sendiri.

Perlahan, sebuah senyuman terlukis di wajahnya.
“Min Ho-a! Saranghae!”pekik Ha Na dalam hati


END

Komen,yaahh? Komen, komen,komen!^^ jangan komplen karena Yongdae oppa ga ada di akhir ceritanya, soalnya oppa lagi di rumahku jadi ga bisa ikutan dalam FF ini (?) *saraph!* Okeee… sampai ketemu lagi readers?!! #plakk